A. Uji t untuk sampel Berpasangan
Uji-t berpasangan (paired t-test)
adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak
bebas yang dicirikan dengan adanya hubungan nilai pada setiap sampel yang sama
(berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan
adalah satu individu (objek penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda.
Walaupun menggunakan individu yang sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data
sampel, yaitu data dari perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua.
Perlakuan pertama mungkin saja berupa kontrol, yaitu tidak memberikan perlakuan
sama sekali terhadap objek penelitian. Misal pada penelitian mengenai
efektivitas suatu obat tertentu, perlakuan pertama, peneliti menerapkan kontrol,
sedangkan pada perlakuan kedua, barulah objek penelitian dikenai suatu tindakan
tertentu, misal pemberian obat. Dengan demikian, performance obat dapat
diketahui dengan cara membandingkan kondisi objek penelitian sebelum dan
sesudah diberikan obat. Contoh kasus lain misalnya program diet dimana
pengukuran berat badan ditimbang sebelum dan setelah diet. Contoh lain yang
bisa dianggap berpasangan meski terdapat 2 objek penelitian, misalnya perbedaan
antara tinggi ayah dan anaknya.
Sebelum melakukan analisis data dengan
uji-t berpasangan, terlebih dahulu kita uji apakah kedua data menyebar normal
atau tidak. Statistik uji yang digunakan adalah Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov)
normality test.
Hipotesis
uji normalitas:
· H0
: Data menyebar normal
· H1
: Data tidak menyebar normal
· α
= 0.05
Pada pengamatan berpasangan, (1)
pemasangan antar sampel atau unit dilakukan sebelum percobaan dimulai
berdasarkan harapan bila tidak ada pengaruh perlakuan maka kedua kelompok
memberikan respon yang sama, dan (2) sumber keragaman dari luar dihilangkan,
sehingga perhitungan nilai kritiknya didasarkan pada ragam perbedaan antar
kelompok dan bukan pada ragam diantara individu dalam setiap sampel.
Contoh
1
Survey Kesehatan Nasional dan Pengujian
Gizi yang diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat,
meneliti perbedaan antara tinggi yang dilaporkan sendiri dan yang diukur
langsung dari beberapa wanita yang berusia antara 12-16 tahun. Data tinggi yang
dilaporkan sendiri dan tinggi yang diukur disajikan pada Tabel di bawah ini :
1. Apakah
terdapat cukup bukti untuk mendukung dugaan bahwa terdapat perbedaan antara
tinggi yang dilaporkan dan tinggi yang terukur dari wanita yang berusia antara
12-16 tahun? Gunakan taraf nyata 0.05.
2. Buat
selang kepercayaan dengan tingkat kepercayaan 95% antara perbedaan rata-rata
tinggi yang dilaporkan dan tinggi yang diukur.
Contoh
2
Keefektifan dari suatu Bimbingan Belajar
dalam menghadapi suatu Tes dinilai berdasarkan perbandingan antara nilai yang
diperoleh siswa sebelum dan setelah melaksanakan kursus. Nilai tersebut
diperoleh dari 10 siswa yang mengikuti Bimbel Tes Persiapan Masuk (based on
data from the College Board and “An Analysis of the Impact of Commercial Test
Preparation Courses on SAT Scores,” by Sesnowitz, Bernhardt, and Knain,
American Educational Research Journal, Vol. 19, No. 3.)
1. Apakah
terdapat cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa Bimbel efektif dalam meningkatkan
skor (nilai ujian)? Uji pada taraf nyata 0.05.
2. Tentukan
selang kepercayaan 95% untuk perbedaan rata-rata antara sebelum dan setelah
mengikuti Bimbel. Tuliskan pernyataan dan interpretasi hasilnya.
B. Uji
Hipotesis T-test pada SPSS
1. Syarat
Kelengkapan Data
Untuk melakukan Uji Paired Sample T
Test, data yang digunakan harus berdistribusi normal. Sehingga hipotesis yang
dibuat dapat dilakukan analisis dengan uji Paired Sample T Test.
2. Penentuan
Hasil Uji Paired Sample T Test
Uji Paired Sample T Test menunjukkan
apakah sampel berpasangan mengalami perubahan yang bermakna. Hasil uji Paired
Sample T Test ditentukan oleh nilai signifikansinya. Nilai ini kemudian
menentukan keputusan yang diambil dalam penelitian. Nilai signifikansi
(2-tailed) < 0.05 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara
variabel awal dengan variabel akhir. Ini menunjukkan terdapat pengaruh yang
bermakna terhadap perbedaan perlakuan yang diberikan pada masing-masing
variabel. Nilai signifikansi (2-tailed) >0.05 menunjukkan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara variabel awal dengan variabel akhir. Ini
menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang bermakna terhadap perbedaan perlakukan
yang diberikan pada masing-masing variabel
3. Contoh
Uji Paired Sample T Test
Digunakan contoh penelitian pada
tutorial sebelumnya, yaitu "Peningkatan Kekuatan Otot Kelompok Perlakuan dengan
Pelatihan Angkat Dumbell". contoh data paired sample t test
Data diatas adalah data hasil tes
awal (point sebelum pelatihan angkat dumbell) dan test akhir (point sesudah
melakukan pelatihan angkat dumbell). Data ini terdiri dari 15 sampel yang berdistribusi
normal.
Berikut
langkah-langkah melakukan uji Paired Sample T Test:
1. Klik
Analyze > Compare Means > Paired-Samples T Test tombol perintah uji
paired sample t test
2. Memasukkan
variabel dari sampel berpasangan
Setelah kita melakukan langkah di
atas, akan terbuka jendela Paired Samples T Test. Masukkan variabel dari sampel
berpasangan pada kotak Paired Variable. Pada kolom Variable 1 masukkan variabel
pada kondisi pertama (Contoh: Test Awal) dan Variable 2 masukkan variable pada
kondisi kedua (Contoh: Test Akhir).
3. Klik
OK
Setelah kita klik OK, hasil analisis
ditampilkan pada jendela output.
4. Membaca
Hasil Uji T Berpasangan
Berikut hasil output pada langkah di
atas:
D1.
Tabel Paired Samples Statistics
Tabel Paired Samples Statistics menunjukkan
nilai deskriptif masing-masing variabel pada sampel berpasangan.
· Tes
Awal mempunyai nilai rata-rata (mean) 25.47 dari 15 data. Sebaran data (Std.
Deviation) yang diperoleh adalah 2.588 dengan standar error 0.668.
· Tes
Akhir mempunyai nilai rata-rata (mean) 29.87 dari 15 data. Sebaran data
(Std.Deviation) yang diperoleh 3.777 dengan standar error 0.975.
Hal
ini menunjukkan tes akhir pada data lebih tinggi dari pada tes awal. Namun
rentang sebaran data tes akhir juga menjadi semakin lebar dan dengan standar
error yang semakin tinggi.
D2. Tabel Paired Samples Correlations
Tabel
Paired Samples Correlations menunjukkan nilai korelasi yang menunjukkan
hubungan kedua variabel pada sampel berpasangan. Hal ini diperoleh dari
koefisien korelasi Pearson bivariat (dengan uji signifikansi dua sisi) untuk
setiap pasangan variabel yang dimasukkan.
D3. Tabel Paired Samples Test
Tabel
Paired Samples Test merupakan tabel utama dari output yang menunjukkan hasil
uji yang dilakukan. Hal ini dapat diketahui dari nilai signifikansi (2-tailed)
pada tabel.Nilai signifikansi (2-tailed) dari contoh kasus ini adalah 0.001 (p
< 0.05). Sehingga hasil test awal dan test akhir mengalami perubahan yang
signifikan (berarti). Berdasarkan statistika deskriptif tes awal dan tes akhir
terbukti test akhir lebih tinggi. Dapat disimpulkan pelatihan angkat dumbell
dapat meningkatkan kekuatan otot.
Penjelasan Kolom tabel Paired Samples Test
a. Kolom
pertama menunjukkan pengujian pasangan, pada contoh pada baris 1 berisi data
Pair 1, jika kita melakukan pengujian dengan banyak pasangan maka baris yang
dihasilkan akan lebih banyak.
b. Mean
menunjukkan rata-rata perbedaan nilai dari 2 variabel yang diuji yang merupakan
selisih mean test awal dan test akhir.
c. Std.
Deviation menunjukkan standar deviasi dari skor perbedaan.
d. Std.
Error Mean menunjukkan standar error dari perbedaan nilai digunakan dalam
menghitung statistik uji dan interval kepercayaan (Lower dan Upper bound).
e. t
menunjukkan statistik uji (dilambangkan dengan t) untuk uji berpasangan (paired
test)
f. df
menunjukkan derajat kebebasan dari pengujian.
g. sig
(2-tailed) menunjukkan p-value atau signifikansi hasil pengujian yang
bersesuaian dengan statistik uji (t) dan derajat kebebasan (df).
Contoh Soal
1. Apakah
yang dimaksud dengan Uji t Berpasangan ?
Penyelesaian :
Uji-t berpasangan (paired t-test)
adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak
bebas yang dicirikan dengan adanya hubungan nilai pada setiap sampel yang sama (berpasangan).
2. Bagaimana
kriteria dalam pengujian uji-t data perpasangan?
Penyelesaian :
Kriteria data untuk uji t sampel
berpasangan :
· Data
untuk tiap pasang yang diuji dalam skala interval atau rasio.
· Data
berdistribusi normal.
· Nilai
variannya dapat sama ataupun tidak
3. Sebuah
penelitian memiliki tujuan ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan waktu
yang dibutuhkan perawat untuk memasang infuse sebelum dan sesudah mengikuti
pelatihan. Karena itu peneliti mengambil sampel acak terhadap 10 orang perawat.
Berikut adalah waktu yang dibutuhkan seorang perawat saat memasang sebelum dan
sesudah mengikuti pelatihan, data berikut dihitung dalam menit.
Penyelesaian :
4. Seorang
peneliti mempelajari pengaruh pencahayaan pada suatu tanaman bunga Lucerne pada
kondisi lingkungan yang berbeda. Peneliti mengambil 10 tanaman yang segar
dengan bunga-bunga yang tersinari tanpa halangan dibagian atas dan bunga bunga
yang tersembunyi dibagian bawahnya. Kemudian, data banyaknya biji pada setiap
lokasi dikumpulkan (Torrie, 1980).
Penyelesaian :
Uji hipotesis tidak terdapat perbedaan antara
rata-rata populasi (H0) dan tandingannya (bunga yang terletak di bagian atas
lebih banyak menghasilkan biji, H1). Gunakan taraf nyata 0.05.
Output
perhitungan dengan menggunakan Software MINITAB v.11:
Paired T-Test and CI: Bunga bagian atas, Bunga bagian
bawah
Paired T for Bunga bagian atas - Bunga bagian bawah
Interpretasi:
Hipotesis:
1. H0: μd = 0
2. H1: μd > 0 (mengapa menggunakan tanda “>”,
bandingkan dengan contoh soal Efektivitas Bimbel
dalam meningkatkan nilai ujian!)
tobs = thitung = T-Value = 1.98
tcrit = ttabel = t(0.05,9) = 1.833 (diperoleh dari
nilai tabel t-student) Karena |tobs| > |tcrit| 1.98 > 1.833 maka H0
ditolak!
Artinya: 95% kita percaya bahwa bunga yang terletak di
bagian atas menghasilkan biji lebih banyak dibandingkan dengan bunga yang ada
di bagian bawahnya.
Metode
Modern:
Metode di atas adalah uji statistik dengan metode
tradisional. Uji dengan metode modern menggunakan nilai p-value dalam
menentukan signifikan atau tidaknya suatu uji statistik. Apabila: P-Value <
Taraf Nyata maka uji nyata atau H0 ditolak
Apabila: P-Value > Taraf Nyata maka uji tidak nyata
atau H0 diterima
Pada kasus diatas, P-Value = 0.040 yang nilainya lebih
kecil dibanding nilai α =0.05. Hal ini menunjukkan bahwa uji tersebut
signifikan atau H0 ditolak.
Apabila nilai P-Value < 0.01, maka uji tersebut
sangat signifikan!
5. Uji
pada taraf nyata 0.01, apakah terdapat perbedaan konsentrasi gula dalam nektar
red clover yang disimpan selama 8 jam pada dua tekanan yang berbeda (4,4 mmHg
dan 9,9 mmHg)? Data konsentrasi gula disajikan pada Tabel berikut :
Tabel Kadar Gula nektar red clover
(Torrie, 1980)
Penyelesaian
:
Output perhitungan dengan
menggunakan Software MINITAB v.11:
Paired
T-Test and CI: Tekanan 4.4 mmHg, Tekanan 9.9 mmHg
Paired
T for Tekanan 4.4 mmHg - Tekanan 9.9 mmHg
99%
CI for mean difference: (8.584, 13.156)
T-Test
of mean difference = 0 (vs not = 0): T-Value = 15.46 P-Value = 0.000
Interpretasi:
Hipotesis:
1. H0: μd = 0
2. H1: μd ≠ 0
tobs
= thitung = T-Value = 15.46
tcrit
= ttabel = t(0.01,9) = 3.250 (dua arah pada taraf nyata 1%) Karena |tobs| >
|tcrit| 15.46 > 3.250 maka H0 ditolak
Hal
ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara kedua
tekanan tersebut terhadap kadar gula.
Metode Modern:
Metode di
atas adalah uji
statistik dengan metode
tradisional. Uji dengan metode
modern menggunakan nilai p-value dalam menentukan signifikan atau tidaknya
suatu uji statistik.
Apabila:
P-Value < Taraf Nyata maka uji nyata atau H0 ditolak
Apabila:
P-Value > Taraf Nyata maka uji tidak nyata atau H0 diterima
Pada
kasus diatas, P-Value = 0.000 yang jauh lebih kecil dibanding nilai α =0.01.
Hal ini berarti uji
tersebut
sangat nyata.
Komentar
Posting Komentar