A. Pengertian
Tes statistik non parametrik adalah
tes yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat mengenai parameter-parameter
populasi yang merupakan induk sampel penelitiannya. Tes non parametrik tidak
menuntut pengukuran sekuat yang dituntut tes statistik parametrik. Sebagian
besar tes non parametrik dapat diterapkan untuk data dalam skala ukur ordinal
dan beberapa yang lain dapat diterapkan untuk data dalam skala ukur nominal.
Meskipun semua anggapan tes
parametrik mengenai populasi dan syarat-syarat mengenai kekuatan pengukuran
dipenuhi (5 poin syarat parametrik), kita ketahui bahwa dengan memperbesar
ukuran sampel dengan banyak elemen yang sesuai dapat menggunakan suatu tes non
parametrik sebagai ganti tes parametrik dengan masih mempertahankan kekuatan
yang sama untuk menolak H0.
B. Keuntungan
Tes Statistik Non Parametrik
1. Pernyataan
kemungkinan yang diperoleh dari sebagian besar tes statistik non parametrik
adalah kemungkinan-kemungkinan yang eksak, tidak peduli bagaimana bentuk
distribusi populasi yang merupakan induk sampel-sampel yang kita tarik.
2. Jika
sampelnya sekecil N = 6, hanya tes statistik non parametrik yang dapat
digunakan kecuali kalau sifat distribusi populasinya diketahui secara pasti.
3. Terdapat
tes statistik non parametrik untuk menggarap sampel-sampel yang terdiri dari
observasi-observasi dari beberapa populasi yang berlainan. Tidak ada satupun di
antara tes parametrik dapat digunakan untuk data semacam itu tanpa menuntut
kita untuk membuat anggapan-anggapan yang nampak tidak realistis.
4. Tes
statistik non parametrik dapat untuk menggarap data yang pada dasarnya
merupakan ranking dan juga untuk data yang skor-skor keangkaanya secara
sepintas kelihatan memiliki kekuatan ranking. Jika data pada dasarnya berupa
ranking atau bahkan data itu hanya bisa diikategorikan sebagai plus (+) atau
minus (-), data tersebut dapat digarap dengan menggunakan statistik non
parametrik.
5. Metode
statistik non parametrik dapat digunakan untuk menggarap data yang hanya
merupakan klasifikasi semata, yakni yang diukur dalam skala nominal.
C. Kelemahan
Tes Statistik Non Parametrik
Jika data telah memenuhi semua
anggapan model statistik parametrik, dan jika pengukurannya mempunyai kekuatan
seperti yang dituntut, maka penggunaan tes statistik non parametrik akan
merupakan penghamburan data. Misal : kita ingat bahwa bila suatu tes statistik
non parametrik memiliki kekuatan efisiensi besar, katakanlah 90%, ini berarti
bahwa kalau semua syarat tes statistik parametrik dipenuhi, maka tes statistik
parametrik yang sesuai akan efektif dengan sampel yang 10% lebih kecil daripada
yang digunakan dalam tes statistik non parametrik.Belum ada satupun metode
statistik non parametrik untuk menguji interaksi-interaksi dalam model analisis
varian (ANOVA), kecuali kita berani membuat anggapan-anggapan khusus tentang
aditivitas. Contoh penggunaan statistik non parametrik seperti pada uji t pada
parametrik digantikan menjadi uji Mannn Whitney ataupun Wilcoxon pada non
parametrik dan uji F pada parametrik digantikan oleh uji Kruskal Wallis pada non
parametrik, dll.
Dengan pengetahuan kita akan
klasifikasi metoda statistik yang sudah dijelaskan di atas, diharapkan ada
kehati-hatian dalam diri peneliti untuk menentukan dan menetapkan suatu alat
uji statistik pada data hasil penelitiannya. Kata kuncinya adalah
“mengoptimalkan penolakan H0 (asumsi dasar penelitian) yang memang seharusnya
di tolak”. Sehingga perlakuan awal terhadap data penelitian yang telah
didapatkan menjadi lebih teliti dan spesifik guna mengoptimalkan penggunaan
alat atau metode statistik yang tepat agar dihasilkan suatu simpulan yang
optimal atas suatu penelitian.
D. Penggunaan
statistik non parametrik
Statistik non parametrik banyak
digunakan pada kondisi di mana peneliti dihadapkan pada data yang berupa
ranking, misalnya data untuk menilai peringkat mana yang lebih penting diantara
beberapa atribut produk. Begitupun ketika hendak menganalisis data berupa data
nominal atau data dikotomus, misalnya kita hanya menggunakan skala 1 dan 2
untuk membedakan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Parameter-parameter
statistik seperti rata-rata dan standar deviasi menjadi tidak relevan. Jika
kita paksakan untuk menggunakannya maka tentu rata-rata data hanya menyebar di
antara angka 1 dan 2. Ketika peneliti menggunakan skala ordinal dalam mengukur
suatu variabel, statistik non parametrik merupakan metode yang cocok untuk
menganalisis data tersebut. Namun, kebanyakan peneliti menggunakan statistik
parametrik melalui penghitungan parameter mean dan standar deviasi terlebih
dahulu. Memang, dalam hal interpretasi, statistik parametrik lebih mudah
dipahami dibandingkan statistik non parametrik. Kita tentu akan lebih mudah
membaca rata-rata atau penyimpangan suatu data dibandingkan ranking dari data
itu sendiri. Alasan kemudahan membaca hasil inilah yang sering dijadikan
justifikasi untuk menghindari statistik non parametrik. Alasan kedua penggunaan
statistik non parametrik adalah ketika data peneliti dihadapkan pada data yang
tidak berdistribusi normal atau peneliti tidak memiliki cukup bukti yang kuat
data berasal dari distribusi data seperti apa. Kita sering dihadapkan pada
kondisi di mana data tidak berdistribusi normal, misalnya distribusi data
terlalu miring ke kiri atau ke kanan. Berbagai usaha dapat dilakukan dengan
mereduksi data outlier atau data ekstrim. Namun, jika hal tersebut tidak
merubah distribusi data menjadi terdistribusi normal, maka metode non
parametrik dapat dilakukan. Sering muncul pertanyaan kapan non
parametrik digunakan :
1. Bila
hipotesisi yang diuji tidak melibatkan suatu parameter populasi.
2. Bila
skala pengukuran yang disyaratkan dalam statistika parametrik tidak
terpenuhi misalnya skala ordinal dan
nominal.
E. Contoh
metode analisis non parametrik
Kedua metode ini tentu memiliki
konsekuensi terhadap pendekatan analisis yang digunakan. Untuk menganalisis
pengaruh suatu variabel penyebab terhadap variabel respon, biasanya kita
menggunakan analisis regresi linier sederhana atau berganda. Dalam metode non
parametrik, metode tersebut tidak lagi relevan. Pendekatan yang cocok adalah
regresi non parametrik. Begitu pun ketika kita menganalisis hubungan antara dua
variabel. Biasanya kita menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment.
Namun, dalam metode non parametrik analisis korelasi lebih dikenal dengan
korelasi Rank spearman. Teknik perhitungannya berbeda. Dalam Rank spearman,
kita terlebih dahulu membuat ranking dari data yang akan dikorelasikan
sementara dalam Pearson product moment tidak dilakukan. Metode korelasi non
parametrik populer lainnya adalah Kendall Tau. Ketika kita hendak melakukan uji
perbandingan antara kelompok, maka metode analisis yang digunakan dalam
statistik parametrik adalah uji t (ketika yang kita bandingkan 2 kelompok),
atau uji anova (ketika kelompok yang kita bandingkan lebih dari 2). Berbeda
dengan statistik parametrik, dalan non parametrik ada uji Kruskall wallis yang
sebaiknya digunakan.
F. Antara
Statistika Parametrik dan Nonparametrik
Statistika pada dasarnya dapat
dibagi atas Statistika Deskriptif dan Statistika Inferensial/Induktif.
Statistika Deskriptif meliputi prosedur, proses dan tahapan dalam peringkasan
hasil-hasil pengamatan secara kuantitatif. Dalam pengertian lain statistika
deskriptif mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan, dan penyajian data
suatu penelitian. Tujuan utama dari statistika deskriptif adalah membantu
menggambarkan fakta sehingga lebih mudah dibaca dan dipahami.
Statistika induktif adalah
statistika yang terkait dengan penarikan kesimpulan serta pengambilan keputusan
berdasarkan fakta. Dalam pengertian lain, statistika induktif juga
didefinisikan sebagai statistika yang mempelajari cara-cara penarikan suatu
kesimpulan dari suatu populasi tertentu berdasarkan sebagian data (sampel).
Dalam penarikan kesimpulan tersebut, statistik induktif mengacu kepada suatu
pengujian hipotesis tertentu.
Selanjutnya, dalam statistika
induktif, berbagai prosedur dan uji statistik yang dapat digunakan pada
dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yakni kelompok Statistik
Parametrik dan kelompok Statistik Non-Parametrik. Uji Statistik Parametrik
ialah suatu uji yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu
(asumsi-asumsi) dari sebaran (distribusi) data populasinya. Statistika
parametik lebih banyak digunakan untuk menganalisis data yang berskala interval
dan rasio dengan dilandasi asumsi tertentu seperti normalitas. Oleh karenanya,
makna hasil suatu uji parametrik tergantung pada validitas asumsi-asumsi
tersebut. Selain itu, jika dilihat dari jumlah datanya, biasanya data berjumlah
besar, sekurang-kurangnya lebih besar atau sama dengan 30 data.
Uji Statistik Non-Parametrik ialah
suatu uji statistik yang tidak memerlukan adanya asumsi-asumsi mengenai sebaran
data populasinya (belum diketahui sebaran datanya dan tidak perlu berdistribusi
normal). Oleh karenanya statistik ini juga dikemukakan sebagai statistik bebas
sebaran (tdk mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau
tidak). Statistika non-parametrik dapat digunakan untuk menganalisis data yang
berskala Nominal atau Ordinal. Data berjenis Nominal dan Ordinal tidak menyebar
normal. Dari segi data, pada dasarnya data berjumlah kecil, yakni kurang dari
30 data.
G.
Perbedaan Statistik Parametrik dan
Statistik Non-Parametrik
Saat kita hendak
melakukan suatu riset, seringkali kita dihadapkan pada pilihan metode. Metode
statistik apakah yang cocok digunakan dalam riset kita tersebut. Dalam
mempelajari statistik, biasanya kita langsung dihadapkan pada metode statistik
parametrik, padahal tidak semua data cocok diolah dengan statistik parametrik.
Walaupun perkembangan statistik parameter sudah sedemikian canggih namun
statistik parametrik memiliki beberapa kekurangan, misalnya pada
masalah-masalah sosial yang memiliki skala nominal dan rasio, statistik
parametrik tidak mampu mengukur dengan baik. Kalaupun bisa, hal tersebut
merupakan upaya yang berlebihan (excessively method). Maka Statistik parametrik
digunakan jika kita telah mengetahui model matematis dari distribusi populasi
suatu data yang akan dianalisis. Jika kita tidak mengetahui suatu model
distribusi populasi dari suatu data dan jumlah data relatif kecil atau asumsi
kenormalan tidak selalu dapat dijamin penuh,maka kita harus menggunakan
statistik non parametrik (statistik bebas distribusi).
Berikut ini adalah ringkasan yang
memuat perbedaan antara Statistik Parametrik dan Statistik Non Parametrik.
Dengan memahami perbedaan antara keduanya, diharapkan kita bisa menemukan
metode statistik yang tepat dalam mengolah data riset yang tepat.
H. Ciri-ciri
statistik non-parametrik :
1. Data
tidak berdistribusi normal
2. Umumnya
data berskala nominal dan ordinal
3. Umumnya
dilakukan pada penelitian sosial
4. Umumnya
jumlah sampel kecil
I. Korelasi
Sampel
1. Prosedur
untuk data dari sampel tunggal
Prosedur bertujuan untuk menduga
dan menguji hipotesis parameter populasi seperti ukuran nilai sentral. Dalam
statistik parametrik, ukuran nilai sentral yang umum adalah rata-rata dan
median, dan pengujian hipotesisnya menggunakan uji t. Namun demikian, uji t
memiliki asumis bahwa populasi dari sampel yang diambil berdistribusi normal.
Jika asumsi ini tidak terpenuhi, akan mempengaruhi kesimpulan pengujian
hipotesis. Prosedur non parametrik untuk menduga nilai sentral untuk sampel
tunggal ini diantaranya adalah uji tanda untuk sampel tunggal dan uji peringkat
bertanda Wilcoxon. Selain pengukuran tendensi sentral, juga terdapat prosedur
non parametrik lainnya untuk sampel tunggal dalam pengukuran proporsi populasi
(yaitu uji binomial) dan uji kecenderungan (trend) data berdasarkan waktu
(yaitu uji Cox-Stuart)
2. Prosedur
untuk sampel independen.
Prosedur ini digunakan ketika kita
ingin membandingkan dua variabel yang diukur dari sampel yang tidak sama
(bebas). Misalnya sampel yang diambil berasal dari dua populasi yaitu populasi
rumah pedagang sate dan populasi pedagang bakso, dan ingin membandingkan
rata-rata pendapatan diantara kedua kelompok pedagang ini. Dalam statistik
parametrik, untuk membandingkan membandingkan nilai rata-rata dua kelompok
independent, dapat digunakan uji t (t-test). Untuk nonparametrik, alternatif
pengujiannya diantaranya adalah Wald-Wolfowitz runs test, Mann-Whitney U test
dan Kolmogorov-Smirnov two-sample test. Selanjutnya, jika kelompok yang
diperbandingkan lebih dari dua, dalam statistik parametrik dapat menggunakan
analisis varians (ANOVA/MANOVA), dan pada statistik nonparametrik alternatifnya
diantaranya adalah analisis varians satu arah berdasarkan peringkat
Kruskal-Wallis dan Median test.
3. Prosedur
untuk Sampel dependen.
Prosedur ini digunakan ketika ingin
membandingkan dua variabel yang diukur dari sampel sama (berhubungan). Misalnya
ingin mengetahui perbedaan produktivitas kerja, dengan pengukuran dilakukan
pada sampel pekerja yang sama baik sebelum maupun sesudah pelatihan dilakukan.
Pada statistik parametrik, jika ingin membandingkan dua variabel yang diukur
dalam sampel yang sama, dapat menggunakan uji t data berpasangan. Sebaliknya,
alternatif non-parametrik untuk uji ini adalah Sign test dan Wilcoxon’s matched
pairs test. Jika variabel diteliti bersifat dikotomi, dapat menggunakan
McNemar’s Chi-Square test. Selanjutnya, jika terdapat lebih dari dua variabel,
dalam statistik parametrik, dapat menggunakan ANOVA. Alternatif nonparametrik
untuk metode ini adalah Friedman’s two-way analysis of variance dan Cochran Q
test.
4. Korelasi
Peringkat dan Ukuran-Ukuran Asosiasi Lainnya.
Dalam statistik parametrik ukuran
korelasi yang umum digunakan adalah korelasi Product Moment Pearson. Diantara
korelasi nonparametrik yang ekuivalen dengan koefisien korelasi standar ini dan
umum digunakan adalah Spearman R, Kendal Tau dan coefficien Gamma. Selain
ketiga pengukuran tersebut, Chi square yang berbasiskan tabel silang juga
relatif populer digunakan dalam mengukur korelasi antar variabel.
5. Jenis-jenis
uji nonparametrik yang bisa digunakan:
Kali ini hanya mencatumkan uji-uji
yang digunakan dalam non parametrik. untuk selanjutnya akan dibahas
masing-masing uji tersebut. Uji ini saya buat dalam satu tabel sehingga agar
mudah dipahami. Berikut summary table uji non parametrik.
Contoh
Soal :
1. Apakah
perbedaan pada letak kegunaan antara statistika parametrik dan non parametrik
Penyelesaian :
Statistik parametrik digunakan jika
kita telah mengetahui model matematis dari distribusi populasi suatu data yang
akan dianalisis. Jika kita tidak mengetahui suatu model distribusi populasi
dari suatu data dan jumlah data relatif kecil atau asumsi kenormalan tidak
selalu dapat dijamin penuh,maka kita harus menggunakan statistik non parametrik
(statistik bebas distribusi).
2. Sebutkan
ciri-ciri statistika non-parametrik
Penyelesaian
:
Ciri-cirinya
adalah sebagai berikut :
a) Data
tidak berdistribusi normal
b) Umumnya
data berskala nominal dan ordinalUmumnya dilakukan pada penelitian sosial
c) Umumnya
jumlah sampel kecil
3. Apa
sajakah keungguan statistika non-parametrik ?
Penyelesaian
:
a. Pernyataan
kemungkinan yang diperoleh dari sebagian besar tes statistik non parametrik
adalah kemungkinan-kemungkinan yang eksak, tidak peduli bagaimana bentuk
distribusi populasi yang merupakan induk sampel-sampel yang kita tarik.
b. Jika
sampelnya sekecil N = 6, hanya tes statistik non parametrik yang dapat
digunakan kecuali kalau sifat distribusi populasinya diketahui secara pasti.
c. Terdapat
tes statistik non parametrik untuk menggarap sampel-sampel yang terdiri dari
observasi-observasi dari beberapa populasi yang berlainan. Tidak ada satupun di
antara tes parametrik dapat digunakan untuk data semacam itu tanpa menuntut
kita untuk membuat anggapan-anggapan yang nampak tidak realistis.
d. Tes
statistik non parametrik dapat untuk menggarap data yang pada dasarnya
merupakan ranking dan juga untuk data yang skor-skor keangkaanya secara
sepintas kelihatan memiliki kekuatan ranking. Jika data pada dasarnya berupa
ranking atau bahkan data itu hanya bisa diikategorikan sebagai plus (+) atau
minus (-), data tersebut dapat digarap dengan menggunakan statistik non
parametrik.
e. Metode
statistik non parametrik dapat digunakan untuk menggarap data yang hanya
merupakan klasifikasi semata, yakni yang diukur dalam skala nominal.
4. Bagaimanakah
prosedur untuk data dari sampel tunggal pad statistika parametrik dan non
parametrik ?
Penyelesaian :
Prosedur bertujuan untuk menduga
dan menguji hipotesis parameter populasi seperti ukuran nilai sentral. Dalam
statistik parametrik, ukuran nilai sentral yang umum adalah rata-rata dan
median, dan pengujian hipotesisnya menggunakan uji t. Namun demikian, uji t
memiliki asumis bahwa populasi dari sampel yang diambil berdistribusi normal.
Jika asumsi ini tidak terpenuhi, akan mempengaruhi kesimpulan pengujian
hipotesis. Prosedur non parametrik untuk menduga nilai sentral untuk sampel
tunggal ini diantaranya adalah uji tanda untuk sampel tunggal dan uji peringkat
bertanda Wilcoxon. Selain pengukuran tendensi sentral, juga terdapat prosedur
non parametrik lainnya untuk sampel tunggal dalam pengukuran proporsi populasi
(yaitu uji binomial) dan uji kecenderungan (trend) data berdasarkan waktu
(yaitu uji Cox-Stuart)
5. Bagaimanakah
metode analisis non parametrik ?
Penyelesaian :
Dalam metode non
parametrik analisis korelasi lebih dikenal dengan korelasi Rank spearman.
Teknik perhitungannya berbeda. Dalam Rank spearman, kita terlebih dahulu
membuat ranking dari data yang akan dikorelasikan sementara dalam Pearson
product moment tidak dilakukan. Metode korelasi non parametrik populer lainnya
adalah Kendall Tau. Ketika kita hendak melakukan uji perbandingan antara
kelompok, maka metode analisis yang digunakan dalam statistik parametrik adalah
uji t (ketika yang kita bandingkan 2 kelompok), atau uji anova (ketika kelompok
yang kita bandingkan lebih dari 2). Berbeda dengan statistik parametrik, dalan
non parametrik ada uji Kruskall wallis yang sebaiknya digunakan.
Komentar
Posting Komentar