A. Anova
Dua Arah dengan Interaksi
Misalkan kita ingin
meneliti pengaruh dua faktor A dan B pada suatu respon. Sebagai contoh, dalam
suatu percobaan kimia kita ingin mengubah tekanan reaksi dan waktu reaksi
secara serentak dan meneliti pengaruh masing- masing pada hasil reaksi. Dalam
percobaan biologi, mungkin ingin diteliti pengaruh waktu dan suhu pengeringan
pada sejumlah bahan padat (persen berat) yang tertinggal dalam sampel ragi.
Anova digunakan untuk melihat
perbandingan rata-rata beberapa kelompok biasanya lebih dari dua kelompok.
Anova dua arah digunakan pada kelompok yang digunakan berasal dari sampel yang
sama tiap kelompok. sama disini diartikan berasal dari kategori yang sama.
Jadi, bisa disimpulkan Pertama yang perlu dilihat tujuannya membandingkan
rata-rata kelompok lebih dari dua. Kedua Sampel yang digunakan merupakan sampel
yang sudah dikategorikan per kelompok sama. Konsep ketiga yang perlu dimengerti
adalah setiap kelompok tersebut dilakukan pengulangan pengujian. ini seperti
menggabung anova satu arah dan anova dua arah tanpa interkasi.
Misalkan dalam suatu
eksperimen terdapat dua faktor, yaitu faktor Baris dengan r perlakuan (level)
dan faktor Kolom dengan c perlakuan (level). Pengamatan pada setiap kombinasi
perlakuan diulang sebanyak n kali. Jika hasil pengamatan disajikan dalam bentuk
tabel atau matrik, maka akan terdapat rc sel yang setiap selnya memuat n
amatan. Misalkan xijk menyatakan
pengamatan ke-k yang diambil pada perlakuan ke-i dari faktor Baris, dan
perlakuan ke-j dari faktor Kolom. Seluruh data pengamatan disusun seperti tabel
di bawah ini:
Setiap pengamatan dapat
dituliskan dalam bentuk :
Hipotesis yang akan
diuji :
1.
pengujian pengaruh (efek) utama
2.
pengujian
interaksi
Pengujian hipotesis
dilakukan dengan membuat tabel seperti di bawah ini.
Dengan
Kriteria
penolakan pada tingkat signifikansi :
1. Pengujian
Pengaruh (efek) Utama
2. Pengujian
Interaksi
B. Solusi
Khusus Anova Dua Arah dengan Interaksi
1. Merumuskan
Hipotesis
2. Identifikasi
model.
Pertama. berdasarkan hipotesis yang
digunakan yaitu membandingkan rata-rata lebih dari dua kelompok maka metode
yang mungkin adalah Anova. kedua Sampel yang digunakan tiap kelompok sudah
dikategorikan sehingga tipe anova yang cocok adalah Anova dua arah. kemudian
dari tiap kategori tersebut dilakukan pengulangan sehingga kita menggunakan
anova dua arah dengan interaksi.
3. Memeriksa
asumsi Anova.
Dalam metode anova yang perlu diperhatikan
ada empat seperti pada keterangan diatas. asumsi normal dan homogenitas antar
varians kelompok harus terpenuhi. dalam contoh ini kita asumsikan asumsi
terpenuhi karena kita fokus pada langkah-langkah anova dua arah dengan
interaksi. kemudian kelompok yang dianalisis berasal dari kelompok saling
bebas. dan data yang digunakan merupakan data rasio. Setelah asumsi ini
terpenuhi maka bisa lanjut ke perhitungan selanjutnya. kalau tidak ganti
metode.
4. Menyusun/mengkategorikan
tabel data agar lebih mudah menghitungnya.
Penghitungannya agak berbeda dengan jenis
anova yang lain. perhitungannya terpisah seperti berikut :
5. Perhitungan
Tabel anova
Agar mempermudah perhitungan kita
menggunakan tabel berikut :
6. Menghitung
F tabel
· F
table Kolom pada α = 0.05 db JKK=3 dan db JKG=4 adalah 3,01
· F
table Baris pada α = 0.05 db JKB=2 dan db JKG=24 adalah 3,40
· F
table Interaksi pada α = 0.05 db JK[BK]=6 dan db JKG=24 adalah 2,51
7. Kesimpulan
:
Perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata
penurunan berat badan pada Baris [Kel. Umur] dan Interaksi tidak berbeda [masih
dianggap sama] hal ini terlihat dari f tabel untuk baris dan interaksi lebih
kecil dari f hitung sedangkan rata-rata penurunan berat badan dalam Kolom
[metode diet] dapat dikatakan berbeda karena f tabel lebih besar dari f hitung.
C. Uji
Anova Dua Arah untuk Mengetahui Ada Atau tidaknya Interaksi
Uji two way anova (uji anava dua arah)
digunakan untuk pengujian statistik yang lebih dari 2 sampel, uji anava dua
arah ini digunakan untuk mengetahui apakah ada interaksi antar faktor yang akan
di teliti. Pada dasarnya uji ini sama dengan uji yang lain yang bertujuan
sama-sama untuk mengetahui varians setiap faktor hanya saja langkah untuk
menempuh hasil yang berbeda-beda tergantung banyaknya sampel dan uji statistik
yang hendak dipakai.
Contoh:
Seorang guru ingin mengetahui prestasi belajar
siswa berdasarkan gender (laki-laki dan perempuan) setelah menerapkan model
pembelajaran kooperatif pada materi yang sama. Sampel yang diambil 3 sekolah,
dimana ketiga sekolah tersebut diterapkan model pembelajaran yang berbeda.
Berikut hasil tes belajarnya:
Langkah-langkah menggunakan SPSS:
1. Buka
program SPSS sampai muncul worksheet area kerja seperti pada gambar berikut.
2. Sebelah
kiri bawah ada dua pilihan yaitu: Data view dan Variabel view
3. Lalu
klick variabel view untuk menentukan variabel dari data
4. Baris
pertama pada kolom name ketik nilai, sedangkan type, Width dst biarkan saja.
5. Baris
kedua Ketik sekolah pada kolom name, lalu pada values posisikan mouse pada
sudut kotak None lalu klik sampai muncul kotak Value Labels seperti pada gambar
berikut:
6. Ketik
1 pada kotak value, ketik Model A pada kotak Label, lalu klik Add. dan ketik 2
pada kotak value, ketik Model B pada kotak Label, lalu klik Add. dan ketik 3
pada kotak value, ketik Model C pada kotak Label, lalu klik Add. jika sudah di
isi semua terlihat seperti gambar berikut:
7. Setelah
itu klik OK.
8. Baris
ke tiga ketik Gender pada kolom name, lalu pada values posisikan mouse pada
sudut kotak None lalu klik sampai muncul kotak Value Label seperti pada langkah
ke 5. Ketik 1 pada kotak Value, ketik laki-laki pada kotak Label, lalu klik
Add. dan ketik 2 pada kotak Value, ketik perempuan pada kotak Label, lalu klik
Add. Jika sudah di isi semua terlihat seperti gambar berikut:
9. Setelah
itu klik OK.
10. Maka
sampai disini kita sudah mengisi semua variabel untuk anova 2 faktor. Terlihat
seperti pada gambar berikut:
11. Selanjutnya
klik data view ada di sebelah kiri variable view di bawah. Pada kolom Nilai Isi
semua nilai siswa dari nomor urut 1 sd 48 (sampel kita ada 3 sekolah, setiap
sekolah ada 16 siswa, jadi 16x3=48 siswa), Lalu pada kolom sekolah baris ke 1
sd 16 ketik 1 (ini kode untuk sekolah 1 yaitu model A), baris ke 17 sd 32 ketik
2 (ini kode untuk sekolah 2 yaitu model B), baris ke 33 sd 48 ketik 3 (ini kode
untuk sekolah 3 yaitu model C). Pada kolom Gender isi 1 untuk laki-laki dan 2
untuk perempuan, disesuaikan dengan soal yang telah diberikan di atas. Jika
sudah di isi semua maka hasil data view seperti gambar berikut:
12. Uji
asumsi data berdistribusi normal atau tidak, cara uji normalitas data klik disini
13. Bila
data sudah berdistribusi normal, langkah selanjutnya kita lanjut uji two way
anova yaitu: silahkan klik menu Analyze ---> General Linear Model --->
Univariate. Jika benar terlihat seperti pada gambar berikut:
14. Masukkan
Nilai kedalam kotak Dependent Variabel, sedangkan Sekolah dan Gender masukkan
kedalam kotak Fixed Factor(s) terlihat seperti gambar berikut:
15. Kemudian
klik Plots, maka muncul kotak Univariate: Profile Plots seperti gambar dibawah,
lalu masukkan variabel Gender kedalam kotak Horizontal Axis, sedangkan variabel
Sekolah masukkan kedalam kotak Separate Lines. Seperti gambar berikut:
16. Selanjutnya
klik Add, maka akan muncul di dalam kotak Plots "Gender*Sekolah"
seperti pada gambar berikut:
17. Selanjutnya
klik Continue
18. Setelah
di klik Continue maka hasilnya terlihat kembali seperti gambar pada langkah 14.
Selanjutnya klik Options, maka muncul kotak Univariate: Options seperti gambar
berikut:
19. Masukkan
Variabel Sekolah, Gender, Sekolah*Gender kedalam kotak Display Means for. pada
kotak Display centang Descriptive statistics dan Homogeneity test, lalu
perhatikan kotak Significance level: disini saya menggunakan taraf alpha 0.05.
Nilai alpha ini di isi sesuai dengan nilai kepercayaan dari peneliti
masing-masing dan tergantung jenis penelitiannya. jika sudah di isi maka
terlihat seperti gambar berikut:
20. Selanjutnya
klik Continue, lalu klik OK. maka kita sudah mendapatkan Hasilnya untuk kita
analisis apakah perlu uji lanjut ataukah tidak?
21. Interpretasi
Hasil
Dari gambar Between-subjects Factor. Kita
dapat mengetahui jumlah sekolah ada 3 dan ketiga sekolah menggunakan model yang
berbeda yaitu sekolah 1 menggunakan model A yang ada dalam kolom Value Label,
begitu juga untuk sekolah 2 dan 3. sedangkan banyak siswa setiap sekolah sama
yaitu 16 siswa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Jadi jumlah
keseluruhanan ada 48 siswa didapat dari 21 siswa laki-laki dan 27 siswa
perempuan. Berikut Analisis selanjunya
Dari gambar Descriptive Statistics di
atas, kita dapat mengetahui deskripsi hasil dari nilai prestasi belajar siswa
dari setiap sekolah berdasarkan gender. Misalnya: Sekolah 1 menerapkan model A
diperoleh nilai rata-rata (mean) untuk siswa laki-laki sebesar 39,71, standar
deviasi 5,251 dan jumlah siswa laki-laki ada 7. sedangkan siswa perempuan
diperoleh nilai rata-rata 36,67, standar deviasi 4.690 dan jumlah siswa
perempuan 9. Begitu juga untuk sekolah 2 dan 3. Dari sini kita belum bisa
mengambil kesimpulan prestasi belajar dari setiap sekolah, karena hanya
deskripsi data saja. Berikut Analisis selanjutnya.
Dari Gambar Levene's Test of Equality of
Error Variances (homogenitas), diperoleh nilai Sig 0.270 atau nilai sig ini
> 0.05 (syarat homogenitas), artinya ketiga sampel mempunyai varians yang
sama (sudah memenuhi syarat uji Anova). Berikut analisis selanjutnya.
Dari gambar Test of Between-Subjects
Effects di atas merupakan hasil akhir dari uji two way anova yang kita
butuhkan.Berikut penjelasanya:
a. Corrected
Model
Dari koreksi model ini kita dapat
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independent (variabel bebas)
terhadap variabel dependent (variabel terikat). Dalam hal ini variabel
independent yaitu faktor-faktor yang akan di ukur oleh peneliti (sekolah,
Gender dan sekolah*Gender) untuk menentukan hubungan antara variabel dependent
(nilai yang akan di amati). Dari tabel di atas bisa kita lihat berdasarkan
nilai (sig), bila niai sig < 0.05 yaitu (0.023 < 0.05) berarti model yang
diperoleh valid.
b. Intercept
Nilai intercept dalam hal ini
merupakan nilai siswa pada variabel nilai yang berkontribusi pada nilai itu
sendiri tanpa dipengaruhi oleh variabel independent, artinya berubah nilai pada
variabel dependent tidak ada pengaruh sedikit pun oleh variabel independent.
Dari tabel di atas bisa kita lihat berdasarkan nilai (sig), bila niai sig <
0.05 yaitu (0.000 < 0.05) berarti intercept ini berkontribusi secara
signifikan
c. Sekolah
Berpengaruh atau tidaknya sekolah
terhadap hasil belajar siswa ditandai dari nilai signifikan, dari tabel di atas
nilai sig 0.057 atau nilai (0.57 > 0.05) dalam kasus ini berarti sekolah
tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa.
d. Gender
Berpengaruh atau tidaknya gender
terhadap hasil belajar ditandai dari nilai signifikan, dari tabel di atas nilai
sig 0.245 atau nilai (0.245 > 0.05) dalam kasus ini berarti gender tidak
terlalu berpengaruh signifikan terhadap hasil belajarnya.
e. Sekolah*Gender
Uji ini bertujuan untuk mengetahui
apakah ada hubungan yang signifikan antara 2 faktor, dalam kasus ini kita akan
menguji ada atau tidaknya interaksi antara model pembelajaran dengan kelompok
gender.
f. Hipotesis:
H0: tidak ada interaksi antara model
pembelajaran terhadap kelompok gender
H1: ada interaksi antara model
pembelajaran terhadap kelompok gender
g. Pengambilan
keputusan:
jika F hitung < F tabel atau nilai
sig > 0.05, maka H0 diterima
jika F hitung > F tabel atau nilai sig
< 0.05, maka H0 di tolak, jadi terimalah H1
h. Keputusan:
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai F
hitung 3.495 dan F tabel 3.19 (F tabel lihat tabel distribusi F untuk anova)
atau nilai signifikan yang di peroleh dari tabel di atas sebesar 0.039. Jadi
dapat disimpulkan: ada interaksi antara model pembelajaran terhadap kelompok
gender. Karena ada interaksi antara model pembelajaran terhadap kelompok gender
dari setiap sekolah, maka disini kita perlu uji lanjut Post Hoc. Berikut cara
uji lanjut Post Hoc anova 2 arah
22. Uji
lanjut
Kembali lagi ke langkah 1 sampai dengan
langkah ke 19 di atas, setelah klik Continue pada langkah ke 19. maka muncul
seperti gambar berikut:
23. Klik
Post Hoc pada gambar, maka muncul seperti gambar berikut:
24. Pada
kotak Factor(s) pindahkan sekolah ke dalam kotak Post Hoc Test for, disana ada
beberapa pilihan untuk uji lanjut, disini kita menggunakan uji Tukey. Seperti
terlihat pada gambar berikut:
25. Setelah
itu Klik Continue, lalu klik OK. Silahkan lihat hasilnya pada Post Hoc Test
(ada dibawah pada hasil output) atau seperti pada gambar berikut:
26. Analisis
hasil uji lanjut Post Hoc Tukey
Dari tabel Multiple Comparisons, coba
perhatikan dalam kolom Mean Difference (I-J) itu ada yang berbintang (*) dan
ada yang tidak berbintang (*). Dimana yang bertanda * itu artinya model
tersebut berbeda secara signifikan dibandingkan dengan model-model yang
lain. Kesimpulan: Perbedaan secara
signifikan yaitu pada sekolah 1 model A dan sekolah 2 model B
Contoh
Soal :
1. Kapan
digunakan anova dua arah dengan interaksi dan tanpa interaksi
Penyelesaian :
Anova digunakan untuk melihat perbandingan
rata-rata beberapa kelompok biasanya lebih dari dua kelompok. Anova dua arah
tanpa interaksi digunakan pada kelompok yang digunakan berasal dari sampel yang
sama tiap kelompok. sama disini diartikan berasal dari kategori yang sama.
Jadi, bisa disimpulkan Pertama yang perlu dilihat tujuannya membandingkan
rata-rata kelompok lebih dari dua. Kedua Sampel yang digunakan merupakan sampel
yang sudah dikategorikan per kelompok sama. Sedangkan Anova dua arah tanpa
interaksi digunakan untuk melihat perbandingan rata-rata beberapa kelompok
biasanya lebih dari dua kelompok. Anova dua arah digunakan pada kelompok yang
digunakan berasal dari sampel yang sama tiap kelompok. sama disini diartikan
berasal dari kategori yang sama. Jadi, bisa disimpulkan Pertama yang perlu
dilihat tujuannya membandingkan rata-rata kelompok lebih dari dua. Kedua Sampel
yang digunakan merupakan sampel yang sudah dikategorikan per kelompok sama.
Konsep ketiga yang perlu dimengerti adalah setiap kelompok tersebut dilakukan
pengulangan pengujian. ini seperti menggabung anova satu arah dan anova dua
arah tanpa interkasi.
2. Apa
sajakah syarat dilakukannya anova two way with interaction?
Setidaknya terdapat 4 persyaratan atau
mekanisme yang harus terpenuhi sebelum kita sanggup melaksanakan uji two way
anova guna menganalisis data penelitian atau menguji hipotesis. Adapun 4
persyaratan ini yaitu sebagai berikut.
a. Nilai
Standardized Residual haruslah berdistribusi normal. Inilah syarat pertama yang
harus terpenuhi sebelum kita melaksanakan uji two way anova. Oleh alasannya
itu, kita perlu melaksanakan uji normalitas standardized residual terlebih
dahulu untuk mendeteksi apakah nilai tersebut normal atau tidak. Jika ternyata
sesudah pengujian dilakukan menawarkan hasil tidak normal. Maka kita harus
melupakan uji two way anova, dan beralih ke statistik non parametrik | Panduan:
Praktik Uji Normalitas Standardized Residual dalam Two Way Anova SPSS
b. Populasi-populasi
dari varian data yaitu sama atau homogen. Cara mendeteksinya yaitu dengan
melaksanakan uji homogenitas. Catatan: uji homogenitas sanggup dilakukan
sekaligus pada dikala kita melaksanakan uji two way anova ini.
c. Sampel
yang digunakan tidak bekerjasama satu sama lain. Maksudnya masing-masing
populasi saling independen di dalam kelompoknya.
d. Persyaratan
yang terakhir yaitu berkaitan dengan jenis data yang dipakai. Dimana untuk data
variabel dependen (variabel terikat) harus berskala interval atau rasio.
Sementara untuk data variabel independen (variabel bebas/faktor) yaitu berskala
kategorial.
3. Berikut
ini adalah hasil perhektar dari 4 jenis padi dengan penggunaan pupuk yang
berbeda
Dengan taraf nyata 5%, ujilah apakah
rata-rata hasil perhektar sama untuk :
a. Jenis
pupuk (pada baris),
b. Jenis
tanaman (pada kolom).
Penyelesaian
:
4. Perhatikanlah
tabel berikut ini
Nb: untuk mempermudah dalam penyelesaian,
masing-masing dijumlahkan terlebih dahulu , b = 4, k = 3, n = 3
Penyelesaian :
Maka Tingkat aktivitas ekstrakulikuler
berpengaruh terhadap prestasi belajar, tingkat ekonomi tidak berpengaruh pada
prestasi siswa. Dan adanya interaksi antara tingkat ekonomi dengan kegiatan
ekstrakulikuler.
5. Untuk
menentukan kestabilan vitamin C dalam sari air jeruk pekat beku dan disimpan
dalam lemari es selama waktu sampai seminggu, telah dilakukan penelitian oleh
jurusan Gizi dan Makanan di Virginia Politechnic Institute and State University
di tahun 1975. Tiga jenis sari air jeruk pekat beku diuji dalam tiga jangka
waktu yang berbeda. Jangka waktu menyatakan jumlah hari sejak air jeruk diperas
sampai diuji. Hasilnya (dalam mg asam askorbat per liter) tercatat sebagai
berikut :
Gunakan tingkat signifikansi 5% untuk
menguji hipotesis bahwa :
a. Tidak
ada perbedaan dalam kadar asam askorbat diantara merk sari air jeruk yang
berlainan.
b. Tidak ada perbedaan kadar asam askorbat untuk jangka waktu
penyimpanan yang berlainan.
c. Merk
sari air jeruk pekat dan jumlah hari sejak air jeruk diperas sampai diuji tidak
berinteraksi.
Penyelesaian :
Diketahui r = 3, c = 3, n = 4.
Langkah-langkah pengujian :
a. Penulisan
hipotesis
b. α
= 0,05
c. Daerah
Kritis
d. Perhitungan
:
Terlebih dulu dibuat tabel jumlah data
tiap sel, tiap baris, dan tiap kolom sbb :
e. Keputusan
:
a. Terima
H0
b. Tolak
H0
c. Terima
H0
f. Kesimpulan
:
a. Tidak
ada perbedaan kadar asam askorbat diantara ketiga merk.
b. Ada
pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar asam askorbat.
c. Tidak
ada pengaruh interaksi antara merk dengan lama penyimpanan terhadap kadar asam
askorbat dalam sari air jeruk.
Komentar
Posting Komentar