Uji Hipotesis Satu Populasi


A.  Uji Hipotesis

1.    Pengertian uji hipotesis
Uji Hipotesis adalah cabang Ilmu Statistika Inferensial yang dipergunakan untuk menguji kebenaran suatu pernyataan secara statistik dan menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak pernyataan tersebut. Pernyataan ataupun asumsi sementara  yang dibuat untuk diuji kebenarannya tersebut dinamakan dengan Hipotesis (Hypothesis) atau Hipotesa. Tujuan dari Uji Hipotesis adalah untuk menetapkan suatu dasar sehingga dapat mengumpulkan bukti yang berupa data-data dalam menentukan keputusan apakah menolak atau menerima kebenaran dari pernyataan atau asumsi yang telah dibuat. Uji Hipotesis juga dapat memberikan kepercayaan diri dalam pengambilan  keputusan  yang bersifat Objektif.
2.    Jenis-Jenis Hipotesis





B.  Uji Proporsi
Proporsi adalah suatu pecahan, rasio atau persentase yang menunjukkan suatu bagian populasi atau sampel yang mempunyai sifat luas.  Sebagai contoh adalah suatu survei tentang tingkat pendidikan konsumen dengan mengambil sampel 70 orang, 30 orang dinyatakan berpendidikan SMU. Jadi sampel proporsi yang berpendidikan SMU adalah 30 /70 = 42,86%.


C.  Uji Proporsi Satu Populasi
Uji hipotesis mengenai proporsi  diperlukan dibanyak bidang. Seorang  politikus tentu ingin mengetahui berapa  proporsi pemilih yang akan memilih  partainya dalam pemilihan umum  mendatang atau semua pabrik sangat  berkepentingan mengetahui proporsi  barang cacat selama pengiriman.
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai masalah pengujian hipotesis proporsi. Kita akan menguji hipotesis Ho bahwa P = Po. Hipotesis alternatifnya dapat berupa alternatif yang bersifat satu arah dan dua arah : P < Po, P > Po atau P ≠ Po.
Bentuk kurva berdasarkan arah dan bentuk  formasinya pada penggunaan hipotesis adalah  sebagai berikut:






Pengujian hipotesis mengenai proporsi populasi yang didasarkan atas  informasi (data) sampelnya.
a.    Rumus untuk uji proporsi 1  sampel :



  Dengan nilai \[{q_0}{\rm{ }} = {\rm{ }}1 - {p_0}\]

b.      Rumus untuk uji proporsi 2  sampel :



D.  Uji T- Uji Rata-rata Hipotesis Satu Populasi ( Metode Parametrik)
1.    Hipotesis
Hipotesis terdiri dari dua bentuk, yaitu hipotesis untuk uji dua arah dan hipotesis untuk uji satu arah.
a.    Hipotesis untuk uji dua arah adalah



b.    Hipotesis untuk uji satu arah adalah


        
2.    Tingkat Kepercayaan dan Tingkat Signifikansi
Tingkat kepercayaan yang sering digunakan dalam pengujian statistik adalah 95 persen atau \[(1 - \alpha ) = 0,95\]
Tingkat kepercayaan bisa dikurangi sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan, misalnya misalnya 90 persen. Selain itu bisa juga diperbesar jika menginginkan tingkat ketelitian yang lebih tinggi, misalnya menjadi 99 persen.
Jika disebutkan bahwa tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95 persen atau \[(1 - \alpha ) = 0,95\], maka tingkat signifikansinya adalah 5 persen \[\alpha  = 0,05\]
3.    Statistik Uji
Statistik uji yang digunakan dalam uji rata-rata satu populasi adalah


      
4.    Titik Kritis
Titik kritis adalah titik yang digunakan pada pengambilan keputusan yaitu sebagai dasar untuk menolak atau tidak menolak H0
a.  Titik kritis untuk uji dua arah adalah \[ - {T_{\alpha /2,v}}\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}dan\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}{T_{\alpha /2,v}}\]
b.  Titik kritis untuk uji satu arah adalah \[ - {T_{\alpha ,v}}\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}untuk\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}{H_1}:\mu  < {\mu _0}\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}dan\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}{T_{\alpha ,v}}\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}untuk\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}{H_1}:\mu  > {\mu _0}\]

Perhatikanlah tabel dibawah ini :



5.     Keputusan
a. Keputusan untuk uji dua arah adalah tolak  \[{H_0}\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}apabila\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}t <  - {T_{\alpha /2,v}}\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}atau\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}t > {T_{\alpha /2,v}}\]

b.  Keputusan untuk uji dua arah adalah \[\begin{array}{*{20}{l}}{Untuk\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}{H_1}:\mu  < {\mu _0},\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}tolak{H_0}\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}apabila\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}t <  - {T_{\alpha ,v}}}\\{Untuk\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}{H_1}:\mu  > {\mu _0},\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}tolak\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}{H_0}\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}apabila\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}t > {T_{\alpha ,v}}}\end{array}\]

E.   Uji Z- Uji Hipotesis Rata-rata Satu Populasi (Metode Parametrik)
Uji Z rata-rata satu populasi adalah uji statistik yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu populasi memiliki rata-rata yang sama dengan, lebih kecil atau lebih besar dari suatu nilai rata-rata tertentu sesuai dengan hipotesis yang telah ditetapkan. Sebelum melakukan pengujian statistik, terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel yang nantinya digunakan sebagai bahan untuk melakukan pengujian.
Berikut ini adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan pengujian.
·      Sampel yang digunakan dalam pengujian adalah sampel acak sederhana.
·         Varian populasi \[{\sigma ^2}\]
·      Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau ukuran (banyaknya) sampel cukup besar (biasanya ukuran sampel cukup besar yang sering digunakan adalah lebih dari 30).
1.    Statistik Uji
Statistik uji yang digunakan dalam uji rata-rata :


 
dimana z adalah nilai z hitung, \[{\overline x }\] adalah rata-rata sampel, \[\sigma \]  adalah standar devasi populasi dan nn adalah banyaknya sampel.

2.    Titik Kritis
Titik kritis adalah titik yang digunakan pada pengambilan keputusan yaitu sebagai dasar untuk menolak atau tidak menolak H_o.H
a. Titik kritis uji dua arah adalah \[ - {Z_{\alpha /2}}\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}dan\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}{Z_{\alpha /2}}\]
b. Titik kritis uji satu arah adalah \[ - {Z_\alpha }\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}untuk\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}{H_1}:\mu  < {\mu _o}\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}dan\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}{Z_a}\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}untuk\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}{H_1}:\mu  > {\mu _o}\]

Perhatikanlah tabel berikut ini :



3.    Keputusan
a.    Keputusan untuk uji dua arah
\[Tolak\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}{H_o}\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}apabila\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}z <  - {Z_{\alpha /2}}\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}atau\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}z > {Z_{\alpha /2}}\]
b.    Keputusan untuk uji satu arah
\[\begin{array}{*{20}{l}}{Untuk\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}{H_1}:\mu  < {\mu _o},\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}tolak\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}{H_o}\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}jika\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}z <  - {Z_\alpha }}\\{Untuk\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}{H_1}:\mu  > {\mu _o},\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}tolak\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}{H_o}\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}apabila\begin{array}{*{20}{c}}{}\end{array}z > {Z_\alpha }}\end{array}\]

F.   Uji Hipotesis Rata-rata Satu Populasi (Non-Parametrik)
1.    Pendahuluan
Pengujian           ini        sering   digunakan       pada    dua populasi yang saling dependen atau dapat   digunakan       untuk   pengujian         rata-rata           1 populasi jika data tidak berdistribusi normal. Pengujian   dapat   menggunakan  data     dengan skala ordinal. Penghitungannya         mendasarkan   pada    selisih nilai tanda dari pasangan data yang ada.
2.    Langkah-langkah Pengujiannya
a.    Buat hipotesisnya yakni sebagai berikut :


b.    Hitung selisih data observasi dengan nilai rata-ratanya
c. Buat nilai absolut dari langkah kedua kemudian buat urutan ranknya.Aturan dalam mengurutkan sbb :
1)   Urutkan dari nilai yang terkecil hingga terbesar
2)   Jika ada data yang sama, maka urutannya merupakan rerata keduanya
3)   Bila terdapat nilai 0, maka data dihapus.
4)   Jumlahkan urutan nilai positif maupun negatif
5)   Jika menggunakan urutan positif (W+) maka formula yang digunakan sbb :
·      Rerata W+ :



·      Standar deviasi W+ :


d.   Karena pengujian mengikuti distribusi Z, maka :



e.    Sehinggakita bisa dapatkan nilai p-hitungnya.
f.     Pengujian, jika p-hitung < α maka tolak Ho, terima Ha.
Begitu juga sebaliknya. Atau jika nilai hitung > nilai tabel maka tolak Ho terima Ha, sebaliknya.
Q.  Kesimpulan Prosedur Pengujian Hipotesis
1.    Tentukan taraf nyata (Significant Level)
Taraf nyata (a) adalah besarnya toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya.  Taraf nyata dalam bentuk % umumnya sebesar 1%, 5% dan 10% ditulis a0,01; a0,05 ; a0,1. Besarnya kesalahan disebut sbg daerah kritis pengujian (critical region of a test) atau daerah penolakan (region of rejection)



2.    Tentukan Kriteria Pengujian





3.      Menentukan Nilai Uji Statistik




G.  Pengujian Hipotesis untuk Satu Varians Populasi
Pengujian hipotesis mengenai variansi populasi atau simpangan baku berarti kita ingin menguji hipotesis mengenai keseragaman suatu populasi ataupun barang membandingkan keseragaman suatu populasi dengan populasi lainya. Statistik yang cocok sebagai dasar keputusan adalah statistic chi square (χ2) dan statistic F.


·      Dua Arah
      


·      Satu Arah

           

·      Satu Arah
     
      


1.    Chi-Square Test Statistic




2.      Examples of Sampling Distribution


Distribusi chi-square tergantung dari derajat bebasnya: d.f. = n – 1

3.    Nilai Kritis
Nilai kritis  \[{x^2}\] dapat dilihat dari tabel chi-square




4.    Lower Tail or Two Tailed  Chi-square Tests
a.    Lower Tail Test



b.    Two Tail Test      
     



Contoh Soal :

1.  Divisi Perencanaan dan Pengendalian Produksi atau PPC di perusahaan produksi mesin bubut bernama PT. Maju Jaya melakukan sebuah tindakan peramalan produksi bahwa dalam satu bulan mereka berharap dapat menghasilkan 150 unit mesin bubut. Namun, setelah melakukan sebuah evaluasi produksi perusahaan, ternyata hasil yang didapat setelah 30 hari pengamatan, rata-rata mesin bubut yang dihasilkan adalah sebesar 120 unit dengan standar deviasi 40. Akankah dengan kondisi tersebut, ramalan divisi PPC adalah benar sehingga perusahaan dapat memenuhi target awal dapat memproduksi mesin bubut sebanyak 150 unit? Gunakan taraf nyata 5% untuk mengujinya!
2.    Perusahaan manufaktur pesawat terbang PT Zelstar Aviation Manufacturer, mengeluarkan laporan bahwa rata-rata produksinya meningkat 30% dibandingkan tahun sebelumnya. Setelah menerima laporan tersebut, pemerintah Indonesia mengadakan sebuah pengujian apakah pernyataan dari PT Zelstar Aviation tersebut benar adanya. Kemudian sebagai alat penguji, diambil sampel penelitian sebanyak 60. Dan diperoleh rata-rata produksinya ternyata 25% dengan standar deviasi 10%. Hitunglah apakah pernyataan dari peningkatan produksi dari PT Zelstar Aviation tersebut benar adanya apabila menggunakan taraf nyata sebesar 5%?
3.  Seorang pengajar mengatakan bahwa beliau telah menemukan model pembelajaran baru untuk meningkatkan prestasi belajar bahasa inggris dengan rerata 8. Seorang peneliti ingin mengetahui apakah klaim pengajar tersebut benar. Untuk itu, peneliti mengambil sampel berukuran 50 dan setelah diuji, ternyata diperoleh rerata prestasi belajar bahasa inggris siswa 7,8 dengan deviasi baku 0,5. Bagaimana kesimpulan uji tersebut, jika diambil α=1%?
4.  Sebuah meriam harus memiliki ketepatan menembak dengan variasi yang minimum. Spesifikasi dari pabrik senjata menyebutkan bahwa standar deviasi dari ketepatan menembak meriam jenis tersebut maksimum adalah 4 meter.  Untuk menguji hal tersebut, diambil sampel sebanyak 16 meriam dan diperoleh hasil  \[{s^2}\] = 24 meter.  Ujilah standar deviasi dari spesifikasi tersebut! Gunakan \[\alpha \] = 0.05
5.  Pabrik busi menyatakan bahwa, businya mampu bekerja selama 8000 jam dengan σ = 60 jam, untuk mengujinya diambil 50 motor yang menggunakan busi tersebut. Di dapat rata-rata pemakaian busi 7985 jam. Coba periksa apakah pernyataan pabrik itu benar ?


Jawaban :

1.    Langkah-Langkah nya sebagai berikut
a.    Langkah 1: Merumuskan Hipotesis
H0 = μ ≥ 150
H1 = μ < 150
b.    Langkah 2 : Menentukan Taraf Nyata
α = 5% = 0.05
Probabilitas = 0.5 – 0.05 = 0.45
Z = ± 1.64
c.    Langkah 3 : Menentukan Uji Statistik


d.   Langkah 4 : Menentukan Daerah Keputusan


e.    Langkah 5: Mengambil keputusan
Kesimpulannya adalah menerima H0 , artinya divisi PPC PT Maju Jaya berhasil meramalkan target produksi perusahaan sehingga target produksi itu sendiri dapat terpenuhi dan menguntungkan perusaaan.
2.    Langkah-Langkahnya sebagai berikut :
a.    Langkah 1 : Merumuskan Hipotesis
H0 : μ = 30%
H1 : μ ± 30%
b.    Langkah 2 : Menentukan Taraf Nyata
Taraf nyata = 5%
Probabilitas = 100% – 5% = 95%
Titik kritis Zα/2 = (1/2) – (0.05/2) = 0.5 – 0.025 = 0.475
Z = ± 1.96

c.    Langkah 3: Menentukan Uji Statistik



d.   Langkah 4 : Menentukan Daerah Keputusan


e.    Langkah 5 : Mengambil Keputusan
Nilai uji Z (-3.873) ternyata berada pada daerah yang menolak H0 tetapi menerima H1, oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa uji hipotesis diatas adalah menerima H1 dan menolak H0 sehingga pernyataan bahwa rata-rata produksi PT Zelstar Aviation yang mengalami peningkatan sebear 30% tidak memiliki bukti yang kuat dan patut dipertanyakan dan diselidiki kebenarannya.

3.    Klaim pengajar dikatakan tidak benar jika dalam uji yang dilakukan oleh peneliti tersebut diperoleh rerata yang tidak sama dengan 8. Dalam hal ini, karena n besar, maka deviasi baku sampel dapat diasumsikan mewakili deviasi baku populasi, dan oleh karena itu digunakan uji Z.
a.    H0 : =8 (klaim pengajar benar)  
  H1 : 8 (klaim pengajar tidak benar)
b.    α=1% 3
c.    statistik uji yang digunakan:



f.     Keputusan uji: H0 ditolak
g.    Kesimpulan:      Klaim pengajar tidak benar. Terlihat bahawa rerata prestasi belajar bahasa inggris siswa kurang dari Pada contoh soal di atas, digunakan uji Z karena variansi sampel dapat diasumsikanmewakili (sama dengan) variansi populasi. Jika asumsi ini tidak dianggap tidak benar, maka harus digunakan uji t
4.    Maka hal yang perlu diperhatikan
a.    Hipotesis



b.    Nilai kritis dari tabel chi-square
\[{x^2}\alpha \] = 24.9958  (\[\alpha \]) = 0.05  dan  d.f. = 16 – 1 = 15

c.    Statistik Uji



5.    HA : µ   ≠ 8000 jam
              σ   = 60 jam
              x   =7.985 jam
              n   = 50
Nilai z :
                z =  = -1,768
Interpolasi pada tabel:
Z1 = -1,76             ½ α1 = 0,5 - 0,4608 = 0,0392
Z2 = -1,77             α2 = 0,5 – 0,4616 = 0,0384
p-v = α1 – (α1 – α2)
       = 0,0392 – 0,0008 ( )
       = 0,0392 – 0,0008 ( )
p-v = ½ α ; maka α = 2.p-v = 0,0764
Karena pengujian dua pihak menghasilkan p-v = 0,0764 > 0,05, maka jika H0 ditolak, padahal H0 benar, akan berhadapan dengan resiko, dengan peluang 0,0764. Resiko ini terlalu besar, dengan demikian H0 diterima pada taraf signifikansi α = 0,0764 atau 7,64%.






Komentar