A.
Pengertian Statistik Deskriptif
Secara Umum
Statistika deskriptif adalah statistik yang bekenaan tentang
bagaimana cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan
data sehingga mudah dipahami. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam
mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan data antara lain:
1. Menentukan
ukuran dari data nilai modus, rata-rata dan nilai tengah (median)
2. Menentukan
ukuran variabilitas data seperti: variasi (varian), tingkat penyimpangan
(devasi standar), jarak (range)
3. Menentukan
ukuran bentuk data: skewness, kurtoris, plot boks. Statistika
deskriptif adalah metode statistika
yang digunakan untuk
menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah
informasi.
(Suharyadi
Purwanto,s.k, Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern (Jakarta: Salemba
Empat, 2001), hlm. 15)
B. Pengertian Statistik Deskriptif
Menurut Para Ahli
1. Sudjana (1996:7) menjelaskan: Fase statistika dimana
hanya berusaha melukiskan atau menganalisa kelompok
yang diberikan tanpa membuat atau menarik kesimpulan tentang populasi atau
kelompok yang lebih besar dinamakan statistika deskriptif.
2.
Iqbal Hasan (2001:7) menjelaskan: Statistik deskriptif
atau statistik deduktif adalah bagian dari statistik mempelajari cara
pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Statistik
deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan
keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan
kata lain, statistik deskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau
persoalan. Penarikan kesimpulan pada statistik deskriptif (jika ada) hanya
ditujukan pada kumpulan data yang ada. Didasarkan pada ruang lingkup bahasannya
statistik deskriptif mencakup. Distribusi
frekuensi beserta bagian-bagiannya seperti :
a)
Grafik distribusi (histogram, poligon frekuensi, dan
ogif);
b)
Ukuran nilai pusat (rata-rata, median, modus, kuartil
dan sebagainya);
c)
Ukuran dispersi (jangkauan, simpangan rata-rata,
variasi, simpangan baku, dan sebagianya);
d)
Kemencengan dan keruncingan kurva
e)
Angka indeks
f)
Times series/deret waktu atau berkala
g)
Korelasi dan regresi sederhana.
3. Bambang Suryoatmono (2004:18) menyatakan Statistika
Deskriptif adalah statistika yang menggunakan data pada suatu kelompok untuk
menjelaskan atau menarik kesimpulan mengenai kelompok itu saja
a)
Ukuran Lokasi: mode, mean, median, dll
b)
Ukuran Variabilitas: varians, deviasi standar, range,
dll
c)
Ukuran Bentuk: skewness, kurtosis, plot boks.
Pengertian statistik itu sendiri berasal dari
kata state (yunani) yaitu negara yang digunakan untuk urusan negara. Dari
uraian ini dinyatakan bahwa statistik adalah rekapitulasi dari fakta yang
bentuk angka–angka disusun dalam bentuk tabel & diagram yang
mendiskripsikan suatu permasalahan. Statistik dalam arti sempit (statistik
deskriptif) ialah statistik yang mendeskripsikan atau menggambarkan tentang
data yang disajikan dalam bentuk tabel, diagram, pengukuran tendensi central, rata rata hitung, rata rata
ukur, dan rata rata hormonik, pengukuran penempatan (medial kuartil desil
persentil), pengukuran penyimpanan range, rentangan antar kuartil.
Rentangan semi antar kuartil, simpangan rata rata, simpangan baku varians, koefisien varian, dan angka baku, angka indeks
serta mencari kuatnya hubungan dua variabel, melakukan peramalan
(prediksi) dengan menggunakan analisis regresi linier, membuat perbandingan
(komparatif). (Statistika Deskriptip dan Statistika Infernsial, pada tanggal 30 maret 2018 pukul 11.25)
C. Manfaat dan Fungsi Statistika
Peran ilmu statistik semakin
penting, hampir seluruh kebijakan atau keputusan yang diambil oleh pakar ilmu
pengetahuan atau para eksekutif (sesuai dengan ilmu mereka) didasari oleh ilmu
statistik serta hasil analisis dan interpretasi data baik, secara kuantitatif maupun
kualitatif.Sehingga statistik dapat digunakan sebagai:
1.
Komunikasi
Satatistik dapat digunakan sebagai
alat untuk melakukan komunikasi atau alat penghubung dari beberapa pihak. Dari
data statistik yang dihasilkan beberapa pihak tersebut dapat mengambil sebuah
keputusan.
2. Deskripsi
Statistik dapat digunakan sebagai
alat untuk menyajikan, menggambarkan atau mengilustrasiakan data dalam bentuk
tabel, ganbar dan diagram, sehungga orang mudah memahaminya. Contohnya hasil
produksi dalam satu periode, laporan keuangan, laporan tingkat kecelakaan lalu
lintas dijalan tol dan lain sebagainya. Semua informasi tersebut dapat
disajikan dalam bentuk tabel, gambar, dan diagram.
3. Regresi
Statistika dapat digunakan sebagai
alat untuk meramalkan atau memprediksi pengaruh dari data (variabel bebas)
terhadap data yang lain (variabel tidak bebas). Misalnya: tinggkat pengangguran
berpengaruh terhadap tingkat kejahatan di Jakarta. Tingkat pengangguran (variabel
bebas), sedangkan tingkat kejahatan (variabel tidak bebas) dengan demikian
besar kecilnya tingkat kejahatan dapat diprediksi dari tingkat pengangguran.
4. Korelasi
Statistik dapat digunakan sebagai
alat untuk menentukan sebrapa kuat hubungan antara dua data dalam
suatupenelitian. Misalnya biaya promosi berhubungan dengan tingkat penjualan.
5. Komparasi
Statistik dapat digunakan sebagai
alat untuk membandingkan data dua kelompok atau lebih. (Ir. Syofian Siregar, Statistika
Deskriptif untuk Penelitian, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2014), hlm.4)
Apabila didasarkan dari orientasi pembahasannya
maka statistika dapat dibedakan menjadi dua macam, antara lain:
D. Metode Statistika
Metode
statistika sendiri merupakan suatu prosedur yang biasa dipakai dalam
pengumpulan, penyajian, analisis serta untuk penafsiran data.
Berabgai
metode di atas kemudian dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, antara lain:
1.
Statistika Deskriptif
2.
Statistika Inferensial
Untuk
contoh dari statistika deskriptif sendiri antara lain yaitu:
· tabel
· diagram
· grafik
· besaran-besaran
lain dalam majalah dan koran-koran.
Sementara untuk contoh visualnya, grafik pengunjung
pada suatu website dapat kita jadikan salah satu conton visual dari statistika
deskriptif, yaitu:
Dengan
menggunakan Statistika deskriptif, berbagai kumpulan data bisa tersaji dengan
ringkas dan juga rapi serta mampu memberikan informasi inti dari kumpulan data
yang ada.
Informasi
yang di dapatkan yang berasal dari statistika deskriptif ini antara lain ukuran
pemusatan data, ukuran penyebaran data, dan juga kecenderungan suatu gugus
data. Selengkapnya akan dilanjutkan di bawah.
Penyajian
Data Bentuk Grafis antara
lain:
· Histogram
· Pie
Chart
· Ogive
· Poligon
· Diagram
Batang Daun (Stem and Leaf)
Penyajian
data secara numerik mempunyai
beberapa bentuk, diantaranya yakni:
· Central
Tredency
· Fractile
· Skewness
· Pengukuran
Keruncingan
· Dispersion
atau pencaran
E. Penyajian Data Statistika
Deskriptif
Penyajian
data dalam kategori deskriptif bisa berupa grafis dan numerik, diantaranya
yakni:
1. Penyajian Data dalam Bentuk Grafis
Penyajian
data dalam bentuk grafis ini terdiri atas berbagai macam, diantaranya seperti:
· Pertama, Histogram:
Histogram
adalah suatu grafik dari distribusi frekuensi dari sebuah variabel.
Tampilan
histogram pada umumnya berwujud balok. Penyajian data ini terdiri atas dua
sumbu utama dengan sudut 900 di mana sebagai absis sumbu X serta sebagai
ordinat Y. Lebar balok akan menunjukan suatu jarak dari batas kelas interval,
sementara untuk tinggi balok akan menunjukkan besarnya frekuensi suatu data.
· Kedua, Pie Chart:
Pie
Chart atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Diagram kue merupakan suatu
lingkaran yang dibagi menjadi beberapa sektor. Pada masing-masing sektor bisa
menyatakan besarnya presentase atau bagian untuk tiap-tiap kelompok.
· Ketiga, Poligon:
Poligon
adalah sautu grafik dari distribusi frekuensi yang tergolong suatu variabel.
Tampilan
dari poligon juga pada umumnya berupa garis – garis patah yang didapatkan
dengan cara menghubungkan puncak pada masing – masing nilai tengah kelas. Poligon
ini sangat baik dimanfaatkan dalam hal membandingkan bentuk dari dua
distribusi.
· Keempat, Ogive:
Ogive
adalah satu bentuk gambar dari distribusi frekuensi kumulatif pada sebuah
variabel. Untuk suatu tabel distribusi frekuensi, bisa juga kita bikin ogive
positif serta ogive negatifnya.
· Kelima, Diagram Batang Daun (Stem and Leaf):
Diagram
Batang Daun atau juga disebut sebagai Stem and Leaf juga sama dengan histogram,
hanya saja yang membedakan adalah informasi yang didapatkan lebih baik. Hal itu
disebabkan pada diagram batang daun memperlihatkan nilai – nilai hasil
pengamatan asli. Dalam diagram ini juga akan digambarkan bilangan – bilangan
yang juga sebagai batang serta disebelah kananya ditulis bilangan sisanya :
2.
Penyajian Data Numerik
Seperti
yang telah disebutkan di atas, penyajian data numerik terdiri dari beberapa
macam seperti:
Penyajian
data secara numerik terdiri dari beberapa macam – macam, yaitu antara lain :
1.
Pertama, Central Tredency.
2.
Kedua, Dispersion atau pencaran.
3.
Ketiga, Fractile.
4.
Keempat, Skewness.
5.
Kelima, Pengukuran Keruncingan.
F.
Metode Dasar dalam Statistik Deskriptif
Ada
dua macam metode dasar di dalam statistik deskriptif, antara lain numerik dan grafis.
1.
Pendekatan
numerik bisa dipakai dalam menghitung nilai
statistik dari sekumpulan data.
Sebagai contoh: meandan standar deviasi.
Statistik ini akan memberikan informasi mengenai rata-rata serta informasi rinci mengenai distribusi data.
Sebagai contoh: meandan standar deviasi.
Statistik ini akan memberikan informasi mengenai rata-rata serta informasi rinci mengenai distribusi data.
2. Metode grafis lebih
sesuai dibandingkan dengan metode numerik untuk mengidentifikasi pola-pola
tertentu dalam data, dilain pihak, pendekatan numerik lebih tepat serta
objektif.
Dengan begitu, pendekatan numerik dan juga grafis satu sama lain akan saling melengkapi. Maka dari itu, sangatlah bijaksana jika kita memakai kedua metode tersebut secara bersamaan.
Dengan begitu, pendekatan numerik dan juga grafis satu sama lain akan saling melengkapi. Maka dari itu, sangatlah bijaksana jika kita memakai kedua metode tersebut secara bersamaan.
Terdapat
tiga karakteristik atau ciri utama dari variabel tunggal, diantaranya yaitu:
1.
Distribusi data (distribusi frekuensi)
2.
Ukuran pemusatan atau tendensi sentral (Central Tendency)
3.
Ukuran penyebaran (Dispersion)
G. Distribusi Data
Pengaturan, penyusunan, serta peringkasan data dengan membikin
tabel seringkali membantu, khususnya ketika kita bekerja untuk menghandle
sejumlah data yang besar.Tabel tersebut berisi daftar nilai data yang mungkin
akan berbeda (baik data tunggal maupun data yang telah dikelompok-kelompokan)
sekaligus nilai frekuensinya.
Frekuensi akan menggambarkan banyaknya kejadian atau
kemunculan nilai data dengan kategori tertentu.Distribusi data yang telah
diatur tersebut sering disebut sebagai distribusi frekuensi. Dengan
begitu, distribusi frekuensi dapat diartikan sebagai daftar sebaran data (baik
data tunggal ataupun data kelompok), yang diikuti dengan nilai frekuensinya. Data
kemudian dikelompokkan ke dalam beberapa kelas sehingga karakteristik atau ciri
penting data tersebut bisa dengan cepat terlihat. Distribusi frekuensi yang
paling sederhana ialah distribusi yang menunjulan daftar pada masing-masing
nilai dari variabel yang dilengkapi dengan nilai frekuensinya.
Distribusi frekuensi bisa kita tunjukan dalam dua
cara, antara lain yakni dengan tabel atau dengan grafik.Distribusi
juga bisa digambarkan dengan memakai nilai persentase. Penyajian distribusi
dalam bentuk grafik lebih mempermudah dalam hal menunjukan karakteristik serta
kecenderungan tertentu dari sekumpulan data. Grafik data kuantitatif mencangkup
Histogram, Poligon Frekuensi dan yang lainnya.
Sementara grafik untuk data kualitatif mencangkup Bar Chart,
Pie Chart dan yang lainnya. Distribusi frekuensi akan memudahkan kita dalam hal
melihat pola dalam data.Meski demikian, kita akan kehilangan informasi dari nilai
individunya.
H. Bentuk Distribusi
Salah satu hal penting yang ada ada “deskripsi” suatu
variabel ialah bentuk distribusinya, yang menggambarkan frekuensi dari berbagai
selang nilai variabel. Pada umumnya, seorang peneliti yang tertarik dalam
seberapa baik distribusi bisa kita perkirakan oleh distribusi normal. Statistik
deskriptif sederhana bisa mebgasih beberapa informasi yang relevan dengan
masalah ini. Untuk contohnya, apabila skewness (kemiringan), yang mengukur
kesimetrisan distribusi data, tidak sama dengan 0, maka distribusi disebut
tidak simetris (a
simetris),.
Serta jika skewness bernilai 0 artinya data tersebut
berdistribusi normal (simetris). Apabila kurtosis (keruncingan), yang mengukur
keruncingan distribusi data, tidak sama dengan 0, maka distribusi data mungkin
lebih datar ataupun lebih runcing daripada dengan distribusi normal.
Nilai kurtosis dari distribusi
normal yaitu 0, Informasi yang lebih akurat bisa kita dapatkan
dengan memakai salah satu uji normalitas yakni untuk menentukan peluang apakah
sampel berasal dari pengamatan populasi yang berdistribusi normal atau tidak
(contohnya, uji Kolmogorov-Smirnov, atau uji Shapiro-Wilks’W). Tetapai di
antara uji formal itu tidak terdapat satu pun yang bisa sepenuhnya menggantikan
pemeriksaan data secara visual dengan memakai cara grafis. Contohnya histogram
(grafik yang menggambarkan distribusi frekuensi dari variabel).
Grafik (Histogram, misalnya) memungkinkan kita untuk dapat
mengevaluasi normalitas dari distribusi empiris. Hal tersebut disebabkan pada
histogram tersebut diikuti juga dengan overlay kurva normalnya. Hal ini juga
akan sangat memungkinkan kita untuk memeriksa berbagai aspek dari bentuk
distribusi data secara kualitatif.
Contohnya, distribusi bisa bimodal (mempunyai 2 puncak)
maupun multimodal (lebih dari 2 puncak).Hal tersebut akan menggambarkan bahwa
sampel tidak homogen serta unsur-unsurnya berasal dari dua populasi yang
berbeda.
I. Ukuran Pemusatan (Central
Tendency)
Salah satu aspek yang paling penting dalam menunjukan
distribusi data yaitu nilai pusat pengamatan. Pada masing-masing pengukuran
aritmatika yang diarahkan dalam menunjukan suatu nilai yang mewakili nilai
pusat ataupun nilai sentral dari suatu gugus data (himpunan pengamatan) dikenal
dengan sebutan ukuran tendensi sentral.
Adapun
tiga jenis ukuran tendensi sentral yang sering dimanfaatkan, diantaranya yaitu:
1.
Mean
2.
Median
3.
Mode
Rata-rata hitung atau juga disebut dengan arithmetic mean atau
yang sering kita sebut sebagai mean saja adalah suatu metode
yang paling banyak dipakai dalam menunjukan ukuran tendensi sentral. Mean ini
dihitung dengan menjumlahkan seluruh nilai data pengamatan lalu dibagi dengan
banyaknya data. Mean dipengaruhi oleh adanya nilai ekstrem.
Median merupakan nilai yang membagi himpunan
pengamatan menjadi dua bagian yang sama besar atau 50% dari pengamatan yang
berada di bawah median serta 50% lagi berada di atas median. Median dari n pengukuran/
pengamatan x1, x2 ,…, xn merupakan suatu nilai pengamatan yang berada
di tengah gugus data sesudah data tersebut diurutkan. Jika banyaknya pengamatan
(n)
ganjil, median berada tepat ditengah gugus data, sementara jika n genap,
median didapatkan dengan cara interpolasi. Yakni cara di mana rata-rata dari
dua data yang berada di tengah gugus data. Median tidak dipengaruhi oleh adanya nilai
ekstrem.
Modus merupakan sautu data yang paling sering muncul
atau terjadi. Untuk menentukan adanya modus, pertama kali kita harus menyusun
data dalam urutan meningkat atau sebaliknya. Lalu diikuti dengan menghitung
frekuensinya. Nilai yang frekuensinya paling besar (sering muncul) itulah yang
dinamakan sebagai modus.
Modus
dipakai baik untuk tipe data numerik maupun data kategoris. Modus tidak dipengaruhi
oleh adanya nilai ekstrem.
J. Karakteristik penting untuk
ukuran pusat yang baik
Ukuran dari nilai pusat (average) adalah nilai pewakil dari
sebuah distribusi data, sehingga harus mempunyai sifat-sifat seperti yang ada
di bawah ini:
· Harus
mempertimbangkan semua gugus data
· Tidak
boleh terpengaruh oleh nilai-nilai ekstrim.
· Harus
stabil dari sampel ke sampel.
· Harus
mampu digunakan untuk analisis statistik lebih lanjut.
Dari beberapa ukuran nilai pusat, Mean hampir memenuhi
seluruh persyaratan tersebut, kecuali dengan syarat pada point kedua, rata-rata
akan dipengaruhi oleh nilai ekstrem. Sebagai contoh, apabila item yaitu 2; 4;
5; 6; 6; 6; 7; 7; 8; 9 maka mean, median dan juga modus yang seluruhnya sama
dengan 6. Apabila nilai terakhir merupakan 90 bukan 9, rata-rata akan menjadi
14.10. Sementara untuk median dan modus yang tidak berubah.
Meskipun median dan juga modusnya lebih baik dalam hal ini,
tetapi mereka tidak memenuhi persyaratan lainnya. Oleh sebab itu Mean adalah
suatu ukuran nilai pusat yang terbaik serta sering dimanfaatkan dalam bidang
analisis statistik.
K. Kapan kita menggunakan nilai pusat
yang berbeda?
Nilai ukuran pusat yang tepat untuk dipakai akan tergantung
dalam sifat data, sifat distribusi frekuensi serta tujuan. Apabila data
kualitatif, hanya modusnya saja yang bisa dipakai. Sebagai contoh, jika kita
tertarik untuk mengetahui jenis tanah yang khas pada sebuah lokasi, atau pola
tanam di sebuah daerah, kita bisa memakai modus.
Namun, disisi lain juga, apabila data bersifat kuantitatif,
kita bisa memakai salah satu dari ukuran nilai pusat tersebut. Apabila data
bersifat kuantitatif, maka kita harus mempertimbangkan sifat distribusi
frekuensi gugus data itu.
· Jika
distribusi frekuensi data tidak normal (tidak simetris), median atau modus
adalah ukuran pusat yang tepat.
· Jika
ada nilai-nilai ekstrim, baik kecil atau besar, lebih tepat memakai median
ataupun modus.
· Jika
distribusi data normal (simetris), seluruh ukuran nilai pusat, baik itu mean,
median, maupun modus bisa dipakai.
Tetapi, mean lebih sering dipakai dibanding yang lainnya sebab lebih memenuhi persyaratan untuk ukuran pusat yang baik.
Tetapi, mean lebih sering dipakai dibanding yang lainnya sebab lebih memenuhi persyaratan untuk ukuran pusat yang baik.
· Pada
saat kita berhadapan dengan laju, kecepatan serta harga akan lebih tepat
memakai rata-rata harmonik.
Apabila kita tertarik dalam perubahan relatif, seperti dalam
kasus pertumbuhan bakteri, pembelahan sel dan sebagainya, rata-rata geometrik
merupakan rata-rata yang paling tepat untuk digunakan.
L. Statistika Inferensia
Statistika inferensial merupakan suatu metode yang dapat
dipakai untuk bisa menganalisis kelompok kecil dari data induknya maupun sample
yang diambil dari populasi. Hingga dalam peramalan serta juga bisa penarikan
kesimpulan pada kelompok data induknya atau populasi. tatistika inferensial ini
merupakan suatu rangkuman dari semua metode atau cara yang berkaitan dengan
analisis sebagian data. Yang mana selanjutnya akan sampai pada peramalan
ataupun penarikan kesimpulan tentang keseluruhan data induk dari populasi
tersebut.
Generalisasi yang mempunyai ikatan dengan statistika
inferensial memiliki sifat yang tidak pasti. Hal tersebut disebabkan berdasar
pada informasi parsial yang diperolehnya dari sebagian data sehingga yang
didapatkan merupakan peramalan saja.
M. Contoh Statistika Inferensia
Dalam catatan kelulusan yang dilaksanakan dalam kurun waktu
lima tahun terakhir. dDi suatu Sekolah Menengah Atas ini menunjukkan apabila
sekitar 72% di antara siswa SMA lulus dengan nilai yang memuaskan. Nilai
numerik 72% tersebut adalah bentuk dari sebuah statistika deskriptif.
Jika dilandasi dengan hal ini, kemudian seorang siswa dapat
menyimpulkan jika peluang dirinya akan lulus ialah dengan nilai yang sangat
memuaskan. Nilai tersebut yaitu lebih dari 70%. Sehingga siswa tersebut sudah
melakukan statistika inferensial yang tentunya memiliki sifat yang tidak pasti.
Contoh gambar Statistika inferensia
Di
dalam statistika inferensial dilaksanakan pendugaan parameter yang memicu
timbulnya hipotesis. Serta juga melakukan pengujian hipotesis tersebut sampai
pada kesimpulan yang berlaku secara umum. Metode atau cara ini pada umumnya
disebut dengan istilah statistika induktif. Disebut demikian karena
kesimpulan yang ditarik dilandasi dengan informasi dari sebagian datanya saja.
Pengambilan
kesimpulan statistika inferensial ini juga hanya dilandasi dengan sebagaian
data yang bisa menimbulkan sifatnya menjadi tidak pasti. Sehingga hal tersebut
memungkinkan berlangsungnya kesalahan pada pengambilan keputusan. Hingga
pengetahuan teori peluang mutlak dibutuhkan di dalam melaksanakan berbagai
metode statistika inferensial.
N. Fungsi Statistika Inferensia
Statistika
inferensial atau juga disebut sebagai statistika induktif merupakan statistik
yang mempunyai tujuan dalam menaksir secara umum sebuah populasi dengan memakai
hasil sampel.
Termasuk
di dalamnya memuat teori penaksiran serta juga pengujian teori. Statistika
inferensial biasa dimanfaatkan dalam melakukan beberapa hal seperti di bawah
ini:
1.
Melaksanakan generalisasi dari sampel ke
populasi.
2.
Melaksanakan uji hipotesis.
O. Ruang lingkup Bahasan Statistika Inferensial
Apabila
berdasarkan dengan ruang lingkup bahasannya, statistika inferensial dapat
meliputi:
1.
Probabilitas atau teori kemungkinan
2.
Dristribusi teoritis
3.
Analisis kovarians
4.
Sampling dan sampling distribusi
5.
Pendugaan populasi atau teori populasi
6.
Analisis varians
7.
Uji Hipotesis
8.
Analisis korelasi serta uji signifikasi
9.
Analisis regresi untuk peramalan
P. Perbedaan Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensia
Statistika inferensial dan jugs statistika deskriptif
tentulah keduanya mempunyai perbedaan, berikut akan kami berikan perbedaan di
antara keduanya, antara lain:
a.
Statistika deskriptif hanya terbatas
dalam penyajian data pada bentuk tabel, diagram, ataupun grafik serta besaran
lainnya.
b. Sementara statistika inferensial tidak
hanya mencakup statistic deskriptif saja, tetapi juga dapat dipakai dalam
melakukan estimasi serta penarikan kesimpulan kepada populasi dari sampelnya.
Untuk dapat sampai dalam penarikan kesimpulan statistika inferensial harus melewati beberapa tahap uji hipotesis serta juga uji statistik.
Untuk dapat sampai dalam penarikan kesimpulan statistika inferensial harus melewati beberapa tahap uji hipotesis serta juga uji statistik.
SOAL
1 :
1.
Jelaskan pengertian statika diskriptif !
2.
Sebutkan bentuk-bentuk penyajian data
deskriptif !
3.
Jelaskan metode dasar dalam statistika
deskriptif !
4.
Bagimanaka bentuk distribusi pada
statistika diskriptif !
5.
Jelaskan perbedaan statistika deskriptif
dan inferensia !
Jawaban :
1. Statistika deskriptif adalah statistik yang bekenaan tentang
bagaimana cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan
data sehingga mudah dipahami.
2.
Penyajian Data Bentuk Grafis antara
lain:
·
Histogram
·
Pie Chart
·
Ogive
·
Poligon
·
Diagram Batang Daun (Stem and Leaf)
Penyajian data secara numerik mempunyai
beberapa bentuk, diantaranya yakni:
·
Central Tredency
·
Fractile
·
Skewness
·
Pengukuran Keruncingan
·
Dispersion atau pencaran
3.
Ada dua macam metode dasar di dalam statistik
deskriptif, antara lain numerik dan grafis.
a. Pendekatan
numerik bisa dipakai dalam menghitung nilai statistik
dari sekumpulan data. Sebagai contoh: meandan standar deviasi.
Statistik ini akan memberikan informasi mengenai rata-rata serta informasi rinci mengenai distribusi data.
Statistik ini akan memberikan informasi mengenai rata-rata serta informasi rinci mengenai distribusi data.
b.
Metode grafis lebih
sesuai dibandingkan dengan metode numerik untuk mengidentifikasi pola-pola
tertentu dalam data, dilain pihak, pendekatan numerik lebih tepat serta
objektif.
Dengan begitu, pendekatan numerik dan juga grafis satu sama lain akan saling melengkapi. Maka dari itu, sangatlah bijaksana jika kita memakai kedua metode tersebut secara bersamaan.
Dengan begitu, pendekatan numerik dan juga grafis satu sama lain akan saling melengkapi. Maka dari itu, sangatlah bijaksana jika kita memakai kedua metode tersebut secara bersamaan.
4. Salah satu hal penting yang ada ada “deskripsi” suatu
variabel ialah bentuk distribusinya, yang menggambarkan frekuensi dari berbagai
selang nilai variabel. Pada umumnya, seorang peneliti yang tertarik dalam
seberapa baik distribusi bisa kita perkirakan oleh distribusi normal. Statistik
deskriptif sederhana bisa mebgasih beberapa informasi yang relevan dengan
masalah ini. Untuk contohnya, apabila skewness (kemiringan), yang mengukur
kesimetrisan distribusi data, tidak sama dengan 0, maka distribusi disebut
tidak simetris (a
simetris). Serta jika
skewness bernilai 0 artinya data tersebut berdistribusi normal (simetris). Apabila
kurtosis (keruncingan), yang mengukur keruncingan distribusi data, tidak sama
dengan 0, maka distribusi data mungkin lebih datar ataupun lebih runcing
daripada dengan distribusi normal.
5. Statistika inferensial dan jugs statistika deskriptif
tentulah keduanya mempunyai perbedaan, berikut akan kami berikan perbedaan di
antara keduanya, antara lain:
a. Statistika
deskriptif hanya terbatas dalam penyajian data pada bentuk tabel, diagram,
ataupun grafik serta besaran lainnya.
b. Sementara
statistika inferensial tidak hanya mencakup statistic deskriptif saja, tetapi
juga dapat dipakai dalam melakukan estimasi serta penarikan kesimpulan kepada
populasi dari sampelnya.
Untuk dapat sampai dalam penarikan kesimpulan statistika inferensial harus melewati beberapa tahap uji hipotesis serta juga uji statistik.
Untuk dapat sampai dalam penarikan kesimpulan statistika inferensial harus melewati beberapa tahap uji hipotesis serta juga uji statistik.
Komentar
Posting Komentar